SEMUA KONTEN BLOG INI TELAH DIALIHKAN KE SQ - BLOG >> KLIK DISINI

Senin, 16 Mei 2011

Citra Kepemimpinan SBY dalam ASEAN

Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan 
Susilo Bambang Yudhoyono
dalam Organisasi ASEAN


By : Hasrul (Mahasiswa Institut PTIQ Jakarta)

Prakata

         Puji syukur kehadirat Allah. Tuhan yang menciptakan , memelihara dan mengadakan segala sesuatu serta hanya kepada-Nyalah segala sesutu  akan kembali. Berkat segala limpahan Rahmat dan Hidaya-Nya sehingga kita semua masih dapat melakukan beragai macam aktivitas dalam hidup ini. Harapan kita, mudahan –mudahan kehidupan ini senantiasa penuh dengan ridha dan kasih sayang-Nya serta menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang selamat di Dunia dan di Akhirat. Amin !!!
        Slawat dan Salam semoga senantiasa dihanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai dihari kiamat. Berkat risalah Nabi Muhammad-lah yang Beliau emban dengan penuh ketabahan dan kegigihan sehingga dapat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam tatanan kehidupan ummat manusia. Beliau adalah sosok pemimpin dalam Agama sekaligus sebagai Pemimpin Negara. Sosok yang tak terkalahkan oleh siapa pun. Tokoh yang paling berpengaruh sepanjang zaman serta jasanya tak akan perna terlupakan.
     Al-hamdulillah, penulis merasakan suatu kepuasaan tersendirinya atas selesai karya tulis ini. Karya yang kami berikan judul “Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan SBY dalam Organisasi ASEAN” ini mudaha-mudahan memberikan inspirasi baru dalam menilai sistem kerja sama di negeri ini, khususnya ASEAN.
         Penulis menyadari sepenuhnya, dalam karya ini masih terdapat kekurangan, bentuk aspek penyajian yang kurang menarik, struktur kata yang belum komplit dan berbagai unsur-unsur lainnya yang penulis tidak sadari. Karena itu, sepenuh hati kami mengharapkan masukan dari segenap pembaca. Baik berupa saran, kritikan dan unsur lainnya yng bersifat membangun.
Wassalamu A’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh !!!
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
  
A. Latar Belakang Penulisan

          Negara merupakan wilayah yang terorganisir dan terbentuk dari  beberapa kelompok yang memiliki sistem-sistem peraturan atas landasan historis dan tujuan yang sama. Definisi negara dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Pengertian Negara lainnya yang didefinisikan dalam KBBI adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.[1]

[1] http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-negara.html.
        
         Kehidupan bernegara merupakan  implikasi kehidupan yang semakin berkembang dan semakin  banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang tak mungkin dipenuhi secara personil. Di lain pihak, semakin meningkatnya perkembangan berbagai sektor kehidupan yang tak mungkin dihindari. Hal ini menunjukan menujukan bahwa peranan sosial sangat berarti untuk menunjang hidup yang harmonis.
Sistem kehidupan yang semakin kompleks mendorong berbagai pihak untuk memenuhi kehidupannya secara terorganisir pula. Dalam berbagai aspeknya, satuan terkecil dari suatu komunitas mutlak  memerlukan hubungan sosial. Proses-proses sosial akan  memberikan kemudahan dan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Segenap lapisan masyarakat tidak akan lepas dari hal ini sebagai pembawaan makhluk sosoial. Seluruh unsur kemasyarakatan dari lapisan RT, RW, tingkat desa, kecamatan, kabuten, dan provinsi bahkan sampai tingkat Nasional  dan Internasional akan senantiasa menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Keterkaitan-keterkaitan ini akan mendorong satu sama  lain untuk menjalin hubungan kerja sama.
       Secara fungsional, hubungan kerja sama dilakukan demi kesajahteraan masing-masing pihak. Setiap hubungan kerja sama tidak hanya berfungsi melahirkan kesejahteraan, namun juga akan mempererat tali silaturahmi dan persahabatan. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, kerja sama akan lebih kompleks dalam kanca Nasional dan Internasional. Setiap negara akan terasing dan ketinggalan dari mata dunia  jika tidak melakukan kerja sama. Jalinan kerja sama memberikan jaringan yang luas yang mudah diakses ketika dibutuhkan. Baik itu dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, budaya dan dari berbagai aspek kehidupan yang lainnya.

Dalam berbagai hubungan kerja sama, baik itu regional, bilateral dan multilateral bahkan sampai mata Internasional  Indonesia juga tercataat sebagai anggota dari beberapa kerja sama ini. Untuk meningkatkan mutu kerja sama ini, pemerintah bukanlah unsur utama tetapi perlu dukungan dari kita semua. Peran kita akan memberikan pengaruh serta membawa perubahan yang baik. Pemerintah hanya sebagai mediator dan sepenuhnya perlu dukungan dari rakyat. Keselaran antara rakyat dan pemerintah merupakan langkah awal mencapai kesuksesan dalam menjalin kerja sama. Sebagai partisipasi akan hal tersebut, penulis melalui tulisan ini akan  akan berusaha membangun kepercayaan masyatakat terhadap krisis kepercayaan terhadap pemerintah yang selama ini terjadi. Selain itu juga, memberikan pandangan baru kepada kita semua dalam menilai sisi positif peran aktif  Indonesia terhadap negara-negara lainnya di dunia. Pada karya tulis Ilmiah ini, penulis menghususkan dalam ruang lingkup kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan judul:
“Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan SBY dalam Organisasi ASEAN”
        Metode serta pola kerja adalah nilai kedua setelah kesenjangan pemerintah dan rakyat dapat diatasi. Melalui kebersaamaan sebagai nilai persatuan dan kesatuan akan dapat terwujud kehidupan yang aman dan sentosa. Perubahan negara ini bukan terletak pada negara lain tetapi ada pada  kita semua. Maka semangat juang dan kerja sama harus senantiasa di tumbuhkan dalam diri kita.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan di atas. Maka penulis merumuskan beberapa landasan permasalahan dalam menyusun karya ini sebagai berikut:
 I.        Apa peran Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam organisasi ASEAN?
II.      Bagaimana kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  dalam Organisasi ASEAN?
III. Apa kontribusi kontribusi Indonesia terhadap ASEAN sebagai salah satu anggota dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono?

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

     a. Tujuan Penulisan

1) Memberikan pemahaman yang jelas atas peran aktif indonesia dalam ASEAN periode kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
2)   Mengungkap kontribusi kepemipinan Susilo Bambang Yudhoyono terhadap hubungan kerja sama dengan ASEAN.
3)  Memberikan gambaran umum peran Indonesia dalam peningkatan kualitas tehadap negara ASEAN dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.

     b. Kegunaan Penulisan

1)     Menyadari Peran aktif pemerintah dalam hubungan regional dalam organisasi ASEAN periode kepemiminan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
2)     Membentuk pandangan baru untuk menilai serta memberikan dukungan kepada pemerintah dalam hubungan kerja sama ASEAN masa periode Susilo Bambang Yudhoyono.
3)     Memberikan motivasi untuk ikut serta berperan aktif dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.
D. Metode Penulisan

Penelitan ini bersifat kepustakaan murni atau library research. Artinya data-data yang digunakan berasal dari sumber kepustakaan baik primer maupun sekunder, baik berupa buku, ensiklopedi, jurnal, majalah, koran dan lain sebagainya. Metode yang digunakan ialah deskriftif. Deskriftif ialah memberikan gambaran mengenai peran aktif Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia dalam hubungan kerja sama negara ASEAN. Dalam hal ini, penulis berusaha memberikan penjelasan dan penggambaran sejauh mana peran dan kontribusi kepemimpinan SBY dalam  organisasi ini.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk memberikan wawasan dalam upaya   menilai peran  pemerintah  dalam   hubungan kerja  sama   dengan negara-negara tetangga khususnya Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Melalu upaya ini, akan membuka jalan bagi kita untuk memberikan saran serta masukan terhadap pemerintah dalam hubungan kerja sama ini. Hal ini dimaklumi, semua hubungan ini adalah untuk kita semua sehingga keterlibatan kita adalah suatu hal yang wajar. Maka sebagai warga yang aktif, ini adalah kewajiban kita untuk turut serta di dalamya. Namun di satu sisi, masih ada juga beberapa faktor kendala dalam hal ini. Ketidaktahuan dan kesalahpahaman adalah hal utama yang mengakibatkan krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Sehingga dengan hadirnya karya ini, kesenjangan ini dapat diminalisir serta dapat lebih proposional dalam menkritisi pemerintah. Pemerintah juga seharusnya harus benar-benar dapat mendahulukan kepentinga umum daripada kepentingan pribadi. kepentinhan lainnyaQuran dan beberapa karya Ilmuwan Islam dalam melakukan berbagai eksprimennya.
          Melalui karya ini, penulis berusaha menyajikannya dengan berdasarkan berbagi media serta sumber-sumber lainnya. Upaya ini berdasarkan dari perkembangan sosial kehidupan yang penulis tuangkan dalam tulisan agar segenap lapisan masyarakat dapat mengikuti alur perkembangan kerja sama Indonesia khusunya dalam hubungan Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara. 

E. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Agar mendapat gambaran yang sistematis dan konsisten secara utuh, maka karya ini dituangkan dalam suatu sistematika penulisan secara ringkas sebagai berikut :
Bab I    :
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan.
Bab II:
Memaparkan deskripsi Organisasi ASEAN serta hal-hal yang terkait di dalamya sebagai langkah awal memahami peran aktif Indonesia di dalam kerja sama Regional ini.

Bab III:
Menganalisa Peranan Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Organisasi Association Of Southeast Asian Nations (Asean).
Bab IV:
Peran Indonesia dalam kerjasama ASEAN-PBB Periode Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Republik Indonesia Sekaligus Ketua ASEAN tahun 2011.


BAB II
Organisasi ASEAN
A. Sejarah ASEAN

        ASEAN merupakan singkatan bagi "Association of Southeast Asian Nations" atau Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok dengan tujuan untuk menjalin kerja sama kerjasama regional.[2] Disamping itu juga, ASEAN didirikan untuk menjalin hubungan persahabatan antar negara Asia Tenggara serta bersam-sama menghadapi tantangan dan globalisasi perkembangan dunia.

ASEAN didirkan oleh lima negara pengasas, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Kelima negara ini berunding di Bangkok dan berhasil merumuskan satu perjanjian yang dikenali sebagai Deklarasi Bangkok. Dalam perundingan ini, perwakilan dari tiap-tiap negara ialah:[3]
1)  Adam Malik (Indonesia),
2)  Narciso R. Ramos (Filipina),
3)  Tun Abdul Razak (Malaysia),
4)  S. Rajaratnam (Singapura), dan
5)  Thanat Khoman (Thailand).

[2] Wikipedia, Sejarah ASEAN, Hal. 3
[3] Ibid.

B. Prinsip-Prinsip Utama ASEAN


              Prinsip prinsip utama ASEAN digariskan seperti berikut:[4]
1)  Hormat terhadap kemerdekaan, ketuhanan, kesamaan, integritas jajahan dan identitas nasional semua negara,
2)  Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan luar, subversif atau koersion (coerion),
3)  Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan aman,
4)  Menolak penggunaan ketenteraan, dan
5)  Kerja sama efektif antar anggota.

[4] Wikepedia, Persatuan Negara-negara Asia Tenggara dalam Prinsip-Prinsip Utama ASEAN,
  Hal. 2
 
C. Negara-Negara Anggota ASEAN

        Saat ini ASEAN dianggotai oleh hampir semua negara di Asia Tenggara kecuali Timor Timur dan Papua New Guinea. Negara-negara anggotanya  adalah seperti berikut:  
          1)      Brunei Darussalam  
          2)      Filipina  
          3)      Indonesia  
          4)      Kamboja  
          5)      Laos
          6)      Malaysia
          7)      Myanmar 
          8)      Singapura 
          9)      Thailand
         10)   Vietnam


Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ASEAN pada tanggal 8 Januari 1984 yaitu seminggu setelah kemerdekaannya. 11 tahun kemudian, ASEAN menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995.  Laos dan Myanmar menjadi anggota  dua tahun kemudian setelah Vietnam resmi menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Julai 1997. Walaupun Kamboja telah resmi sebagai anggota ASEAN bersama-sama Myanmar dan Laos, Kamboja terpaksa menarik diri disebabkan masalah politik dalam negaranya. Namun, dua tahun kemudiannya Kamboja masuk kembali sebagai anggota ASEAN pada tanggal 30 April 1999.[5]
Negara baru Timor Leste, dahulunya dalam Indonesia dan terpaksa turut serta untuk mendapat status keanggotaan dalam ASEAN. Namun, banyak Negara dalam ASEAN tidak merestui penglibatan Timor Leste pada akhir 1990-an sebagai rasa hormat kepada Indonesia. Myanmar, terutamanya menentang pemberian status kepada kepada Timor Leste. ASEAN dianggarkan merangkumi 500 juta orang dan merangkumi kawasan seluas 4.5 juta kilometer per segi.[6]

[5] Wikipedia, Sejarah ASEAN, Hal. 3
[6] Wikipedia, Sejarah ASEAN, Hal. 4

D. Bentuk Kerja Sama Negara-Negara ASEAN


Negara-negara anggota ASEAN saat ini menjalin kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan latihan militer bersama. Secara rinci, bentuk kerja sama ini dapat dilihat sebagai berikut:[7]

a.   Politik
Di bidang politik, ASEAN sepakat untuk menyelesaikan segala permasalahan melalui meja perundingan. ASEAN sepakat untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.

b.   Ekonomi
Di bidang ekonomi, ASEAN berupaya menciptakan kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan. Bentuk kerja sama ekonomi dapat direalisasikan, antara lain sebagai berikut:
1.   Membuka pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo,
2.   Menyediakan cadangan pangan (terutama beras),
3.   Membangun proyek-proyek industri ASEAN, seperti proyek pabrik pupuk urea amonia di Indonesia dan Malaysia, proyek industri tembaga di Singapura, proyek pabrik mesin diesel di Singapura, dan proyek pabrik superfosfor di Thailand, dan
4.   Menciptakan preference trading arrangement (PTA) yang bertugas menentukan tarif rendah untuk beberapa jenis barang komoditas ASEAN.

c. Sosial
Di bidang sosial, ASEAN melakukannya kerja sama, antara lain sebagai berikut
1)  Pencegahan narkoba dan penanggulangannya,
2)  Penanggulangan bencana alam,
3)  Perlindungan terhadap anak cacat,
4)  Pemerataan kesejahteraan sosial masyarakat.
d. Budaya
Di bidang budaya, ASEAN melakukan kerja sama, seperti berikut:
1)  Tukar menukar pelajaran dan mahasiswa,
2)  Pemberantasan buta huruf,
3)  Program tukar menukar acara televisi ASEAN,
4)  Temu karya pemuda ASEAN, dan
5)  Festival lagu ASEAN.

e. Latihan Militer Bersama
Negara-negara anggota ASEAN tetap menghindari pembentukan pakta atau persekutuan militer. Namun, untuk meningkatkan keamanan wilayah mereka sering menggelar latihan militer bersama. Misalnya, latihan militer dengan sandi Elang Malindo merupakan latihan militer Angkatan Udara Indonesia dan Malaysia.

[7] http://www.crayonpedia.org/mw/Kerja_sama_negara-negara_ASEAN_6.2.
BAB III
PERANAN KEPEMIMPINANAN SBY DALAM ORGANISASI
ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN)

A. Citra Indonesia dalam Organisasi ASEAN 
       Rakyat Indonesia dan masyarakat internasional sering mengenang peran negara ini dalam forum internasional pada masa lalu. Terinspirasi cita-cita internasional dalam Pembukaan UUD 1945 dan sebagai strategi geopolitiknya, Indonesia sering menjadi pelopor gerakan internasional, baik di tingkat regional maupun global. Sebagai salah satu negara terluas di Asia dan terbanyak penduduknya, Indonesia merasa ”wajar” untuk menjadi pelopor, termasuk membentuk Gerakan Nonblok dan ASEAN.[8]
Peran dan kiprah internasional Indonesia merosot sejak krisis keuangan Asia tahun 1998 walaupun belakangan ini sempat memelopori terbentuknya Piagam ASEAN dan menjadi tuan rumah Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim. Krisis tidak hanya melumpuhkan perekonomian Indonesia, tetapi juga mengakibatkan reformasi politik yang pada gilirannya mendorong pergantian pemerintahan yang cukup cepat. Selain itu, bencana alam yang silih berganti dan ledakan bom di Bali dan Jakarta oleh para teroris semakin menyita perhatian pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk membenahi ”garda belakang” politik luar negeri. Keterpurukan ekonomi dan perhatian utama pemerintah yang lebih terserap ke masalah-masalah dalam negeri membatasi kiprah Indonesia di luar negeri.
Perubahan-perubahan demikian mengharuskan Indonesia untuk beradaptasi, baik secara domestik maupun internasional. Dalam konteks adaptasi itulah, Indonesia banyak memprakarsai pertemuan- pertemuan internasional dan mengambil kebijakan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan domestik Indonesia. ASC adalah produk kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN, dan ini menunjukkan bahwa ASEAN tetap merupakan prioritas politik luar negeri Indonesia. Keberhasilan menempatkan kembali posisi instrumental Indonesia dalam ASEAN juga menjadi modal tambahan penting bagi leverage politik luar negeri Indonesia terhadap negara di luar kawasan ASEAN. Hal ini secara jelas menunjukkan komitmen Indonesia untuk tetap menjadi bagian dari kolaborasi internasional guna menciptakan lingkungan global yang lebih stabil dan aman. [9]

[8] Kompas oleh Evi Fitriani, Selasa, 27 Oktober 2009.
[9] Ganewati  Wuryandari, dkk.  2008,  Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politk Domestik.
 
B. Keseriusan SBY dalam Memimpin ASEAN


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (17/12/2010) di Kantor Presiden, Jakarta memimpin Sidang Paripurna Kabinet yang membahas soal kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada 2011. Pada kesempatan tersebut, Presiden turut mengundang Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuan untuk mendengarkan hal-hal yang perlu diketahui Indonesia terkait kegiatan ASEAN pada 2011. Kehadiran Surin di Sidang Paripurna Kabinet guna memaparkan soal ASEAN adalah sesuatu yang baru. Hal ini diakui Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, beliau berkata:[10]
"Ini menunjukkan keseriusan Presiden tidak semata-mata untuk mengetuai ASEAN, tapi juga memimpin ASEAN dengan cara yang konstruktif”.
               Dalam sidang paripurna ini, Surin memaparkan hal-hal yang bisa menjadi prioritas Indonesia. Beliau mengungkapkan bahwa Indonesia dalam kepemimpinan tahun ini semestinya  memberikan perhatian khusus pada tiga pilar, yaitu politik, ekonomi, serta sosial dan budaya. Di bidang politik, Surin menyampaikan peran dan kontribusi penting yang dapat dilakukan Indonesia pada konflik di Semenanjung Korea, situasi di Laut China Selatan, dan perkembangan di Myanmar. Di bidang ekonomi, Surin mengatakan, Indonesia akan menunjukkan kepemimpinan yang lebih baik. Sementara itu, di bidang sosial dan budaya, Surin menekankan pentingnya ASEAN yang membumi dan people centered.[11]

[10] Ungkapan Marty yang di kutip oleh  Pers di Kantor Presiden berkenaan keseriusan presiden untuk memimpin ASEAN tahun ini, Jumat (17/12/2010).
[11] http://www.kaskus.us/showthread.php?p=331986412
C. Amanah Presiden SBY Sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011
Selama tahun 2010, hampir tiada hari tanpa perhelatan persidangan ASEAN. Puncak dari semua itu berakhir pada 30 Oktober 2010. Dua hal penting terjadi pada saat itu, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi menerima kedudukan sebagai ketuan ASEAN dari Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dan partisipasi Amerika Serikat serta Rusia dalam membentuk arsitektur kawasan Asia Pasifik secara resmi diterima. Sejak Indonesia disepakati menjadi Ketua ASEAN pada 2011 pada KTT ASEAN April 2010 di Hanoi, banyak kalangan begitu penasaran akan dibawa ke mana ASEAN oleh Indonesia.[12]
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjawab semua itu dalam pidatonya pada penutupan sidang ASEAN di Hanoi, 30/10. Banyak alasan kuat yang dikemukakan oleh beliau mengenai mengapa Indonesia ingin mewujudkan sosok ASEAN baru, seperti yang dikemukakan oleh Menlu Marty Natalegawa. ASEAN sebagai satu kesatuan dipandang sudah waktunya untuk menyampaikan pandangan-pandangannya pada permasalahan regional dan global dan keikutsertaan ASEAN dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan Indonesia ingin memastikan bahwa ASEAN akan berperan sentral dalam pembentukan arsitektur kawasan Asia Pasifik. Presiden SBY bahkan secara tegas menyatakan bahwa ASEAN tetap penting dan terpenting bagi Indonesia. Beliau mengungkapkan:[13]
“ASEAN adalah keluarga kami, rumah kami, dan tetangga kami. ASEAN adalah masa depan kami. Oleh karenanya, Indonesia akan terus bangkit bersama semua saudara kami di ASEAN, sebagai satu kesatuan”..
Peran Indonesia dalam mentransformasi ASEAN dipaparkan kembali oleh SBY. Transformasi ASEAN mulai terjadi saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan tuan rumah KTT ASEAN pada 2003, dari sebuah asosiasi menjadi sebuah komunitas bangsa-bangsa. Hasilnya, ASEAN kini tidak hanya memiliki sebuah pedoman yang jelas yang dituangkan dalam Piagam ASEAN, tetapi tujuan bersama, yakni Satu Visi, Satu Identitas, dan Satu Komunitas. “Tidak diragukan, kesuksesan kita dalam mencapai cita-cita itu akan mengubah Asia Tenggara selamanya,” tegas Presiden SBY.

[12] Sumber: KBRI Hanoi
[13] Papar Presiden RI dalam pidatonya menegaskan sikap Indonesia terhadap ASEAN pada penutupan sidang ASEAN di Hanoi (30 Oktober 2010).
D. Peran Aktif Kepemimpinan SBY Menegakkan HAM dalam ASEAN
Indonesia adalah penggerak dan penggagas pembentukan Badan HAM ASEAN. Posisi Indonesia yang mengambil peran aktif dalam pembentukan Badan HAM ASEAN idealnya tidak hanya cita-cita Piagam ASEAN yang tercapai tetapi juga mendorong sistem HAM yang lebih baik di Indonesia. Ini semua dilandasi atas kemauan keras politik Presiden SBY dalam bernegosiasi dengan baik dengan para pemimpin ASEAN maupun dengan kelompok-kelompok yang terbiasa melecehkan HAM di dalam negeri.[14]
Hal ini secara jelas memposisikan Indonesia sebagai Negara yang berada di garda terdepan dalam penghormatan serta penegakan hak-hak asasi manusia (HAM). Keberhasilan Indonesia melaksanakan pemerintahan yang demokratis menjadikan Indonesia sebagai negara demokratis ke-4 di dunia. Di bidang HAM, Indonesia adalah Negara pertama di ASEAN yang memiliki Komisi HAM. Ini menjadikan indonesia memiliki posisi strategis untuk memasukan Badan HAM ini dalam piagam ASEAN.[15]
Untuk memperlihatkan tingginya daya tawar Indonesia dalam ASEAN, dapat disampaikan bahwa pada awal perundingan usulan Indonesia untuk memasukkan elemen-elemen demokratisasi dan HAM ditentang oleh semua negara anggota ASEAN. Namun dengan argumen yang kuat yang didasarkan pada pengalaman berdemokrasi dan melakukan penegakan dan penghormatan HAM, akhirnya elemen-elemen tersebut dapat masuk Piagam.

[14] Evi Fitriani, Tag: ASEAN.
[15] Aris Heru Utomo, Peran Indonesia di ASEAN.
 
E. Arah Kepemimpinan SBY dalam Global ASEAN

Menurut SBY, keberhasilan ASEAN dalam membangun komunitas ASEAN tidaklah cukup karena ASEAN baru dapat menyelesaikan setengah dari tugasnya. Tugas selebihnya adalah memperluas hubungan luar negeri ASEAN dengan negara-negara mitra wicara dan yang lainnya.
Di belahan lain masih belum terwujud perdamaian, kesejahteraan karena perpecahan dan ancaman. Oleh karenanya, transformasi kawasan harus mampu menjawab tantangan global itu. Selain itu, ASEAN sekarang berada pada era transisi yang amat besar. Dunia sedang berubah. Strategi dunia dan kekuatan ekonomi bergerak ke kawasan Asia Pasifik. Oleh karenanya, ASEAN harus mampu mengantisipasinya dan ASEAN harus mampu mewujudkan perkembangan penting ini. Oleh karena itu, “Kita harus mempersiapkan diri untuk memainkan peran ASEAN dalam menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim, krisis keuangan global, terorisme, masalah ketersediaan pangan, perdagangan manusia dan masalah energi,” tegas Presiden.[16]
Berkaitan dengan hal tersebut, SBY menjelaskan sebagai Ketua ASEAN tahun 2011, Indonesia akan mempercepat pelaksanaan komitmen dan kesepakatan ASEAN. Indonesia akan bergerak cepat dari visi ke aksi. Dari implementasi ke hasil nyata yang bermanfaat. Indonesia akan memperluas kerjasamanya dengan mitra wicaranya, dan akan memastikan peran sentral ASEAN dalam evolusi arsitektur kawasan Asia Pasifik. Pada saat yang sama, Indonesia akan perkuat keterlibatan global ASEAN. “Itulah sebabnya mengapa kita menerima keinginan Amerika Serikat dan Rusia untuk berpartisipasi secara konstruktif dalam dinamika kawasan,” tegas Presiden SBY memberikan alasan.[17]

[16] Sumber: HANOI, Menuju “ASEAN Community In a Global Community of Nations” (03/11/2010).
[17] Ibid.

F. Peranan Umum Indonesia Masa Kepemimpinan Terhadap ASEAN

Kita semua menyadari ambruknya Orde Baru dan krisis ekonomi pada tahun 1997 yang berkepanjangan mengakibatkan Indonesia terlihat sebagai negeri yang tak berdaya di tengah beberapa negara anggota ASEAN. Namun di balik itu semua, secara perlahan namun pasti, Indonesia mulai memperlihatkan taringnya kembali dengan berbagai pencapaian yang diraihnya.
Di bidang politik dan keamanan, pascareformasi Indonesia menjadi negara terdepan yang menerapkan demokrasi dalam kehidupan bernegara. Di bidang HAM, Indonesia adalah salah negara pertama di ASEAN yang memiliki Komisi HAM.[18]
Dalam bidang ekonomi, secara pasti Indonesia mulai memperlihatkan kestabilan dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari kemampuan Indonesia untuk bertahan dari krisis ekonomi yang lebih besar di tahun 2008. Jika krisis ekonomi 1997 hanya berdampak ke negara-negara Asia, krisis ekonomi 2008 menerjang hampir seluruh negara di dunia. Bukti bahwa keberhasilan Indonesia di bidang ekonomi diakui oleh negara-negara lain tampak dari diikutsertakannya Indonesia sebagai salah satu negara anggota G-20.
Semua keberhasilan ini tentu saja merupakan aset berharga untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia, bukan hanya di ASEAN tetapi juga di forum internasional. Di ASEAN, Indonesialah berinisiatif mengusulkan pembentukan suatu komunitas ASEAN yang tidak hanya menyandarkan pada kerja sama ekonomi. Hal ini seperti yang diusulkan Singapura tetapi juga ada aspek lain yang harus diperhatikan, yaitu kerja sama politik dan keamanan, serta kemudian disusul kerja sama sosial budaya.[19]

[18] Koran Jakarta tanggal 2 September 2009.
[19] Ibid.


BAB IV
PERAN INDONESIA DALAM KERJA SAMA ASEAN-PBB
PERIODE SBY

A. Peranan Kepemimpinan SBY dalam Mewujudkan Integrasi Kerja Sama ASEAN-PBB


Kerjasama antara perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah salah satu kerjasama strategis walaupun belum terlalu matang. Bermitra dengan PBB merupakan prioritas bagi sejumlah negara anggota ASEAN. Oleh karena itu, ASEAN selalu menyisipkan pertemuan puncak dengan PBB dalam setiap pertemuan puncaknya. Pertemuan puncak dengan PBB diharapkan bisa mematangkan kemitraan yang saling menguntungkan. Konferensi Tingkat Tinggi ke-17 ASEAN di Hanoi, Vietnam, merupakan bentuk niat sejumlah pimpinan negara anggota ASEAN untuk memetik keuntungan melalui kerjasama dengan organisasi negara sedunia itu.[20]
Indonesia juga tidak tinggal diam. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hadir pada sesi pertemuan puncak dengan PBB yang diselenggarakan pada hari kedua KTT ke-17 ASEAN tersebut.  Dalam acara ini, Presiden Yudhoyono tidak hadir dalam sesi awal KTT tersebut karena harus kembali ke Indonesia untuk memantau penanganan dampak bencana di Kepulauan Mentawai saat itu. Pada pertemuan puncak ASEAN-PBB, Presiden Yudhoyono didampingi oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Ketika itu, perwakilan dari perserikatan bangsa-bangsa adalah Sekjen PBB, yaitu Ban Ki-moon. Dalam sesi acara kali ini, Indonesia akan menerima tampuk kepemimpinan ASEAN dari Vietnam. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, Indonesia optimistis dengan kemampuan diri sendiri dalam memimpin ASEAN pada 2011 mendatang. Bahkan dalam pertemuan puncak ASEAN-PBB di Vietnam, Indonesia telah berinisiatif untuk mengajukan usulan model baru kerjasama ASEAN-PBB. Usulan itu disampaikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan konsep untuk meningkatkan hubungan ASEAN dan PBB menjadi komprehensif karena selama ini sifatnya sektoral.
Marty mengatakan, selama ini negara-negara anggota ASEAN hanya bekerjasama dengan badan-badan utusan PBB secara terpisah. Menurut dia, belum pernah ada kerjasama antara negara anggota ASEAN dengan seluruh badan PBB secara terintegrasi. Untuk itu, Indonesia mengusulkan kerjasama terpadu. Dengan begitu, ASEAN dan PBB akan dapat membangun kerjasama di berbagai bidang secara komprehensif atau menyeluruh. kerjasama yang komprehensif dan lintas sektoral itu akan mempermudah proses penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan atau bahkan kelemahan kerjasama yang sedang dilakukan. Marty juga menjelaskan, kerjasama yang terintegrasi juga merupakan usulan Indonesia yang akan diusung selama menjabat sebagai Ketua ASEAN pada 2011.[21]

[20] F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Editor: Aditia Maruli, http://www.antaranews.com, peran Indonesia dan Tantangan Kerjasama ASEAN-PBB.
[21] F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Editor: Aditia Maruli, http://www.antaranews.com, peran Indonesia dan Tantangan  Kerjasama ASEAN-PBB.
B. Tantangan SBY dalam Mewujudkan Kerja Sama ASEAN-PBB
Salah satu fokus pertemuan puncak ASEAN-PBB di Hanoi adalah membicarakan sejumlah tantangan, berupa kerjasama yang belum terselesaikan. Kerja sama tersebut diantaranya kerjasama penanggulangan bencana dan pencapaian sasaran pembangunan milenium (MDGs). Dalam dua bidang itu, Indonesia memiliki peran mencolok.  Terkait penanganan bencana, pertemuan puncak ASEAN-PBB secara khusus membicarakan dampak dan penanggulangan bencana di sejumlah Negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Hal ini sangat kontekstual karena Indonesia sedang berduka setelah Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat disapu tsunami dan sejumlah warga Yogyakarta terpanggang awan panas Gunung Merapi. Marty menjelaskan, mekanisme penanggulangan bencana alam adalah salah satu fokus pembicaraan dalam pertemuan puncak yang juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon itu. Semua pimpinan negara anggota ASEAN yang hadir dan Sekjen PBB sepakat untuk memperkuat kerjasama kedua organisasi itu dalam penanggulangan bencana dan dampaknya. Dalam pertemuan puncak itu, Ban Ki-moon juga menyampaikan duka cita mendalam kepada warga negara Indonesia, khususnya yang menjadi korban gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. "Saya sampaikan duka cita yang mendalam kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas bencana tsunami yang sangat tragis,"[22]  kata Ban Ki-moon.
Pertemuan pimpinan ASEAN dan PBB juga membahas percepatan pencapaian MDGs. MDGs merupakan kesepakatan dunia untuk menanggulangi atau mengurangi kemiskinan, kelaparan, kematian ibu dan anak, penyakit, buta aksara, diskriminasi perempuan, penurunan kualitas lingkungan hidup serta kurangnya kerjasama dunia bagi pembangunan. Marty mengatakan:[23]
secara umum beberapa negara di Asia Tenggara telah mencapai tujuan milenium itu. Namun, pencapaian itu belum merata di semua negara di kasawan tersebut. Pada saat tertentu, negara-negara anggota ASEAN juga berkontribusi untuk membantu perkembangan negara lain, baik di Asia Tenggara maupun di luar kawasan itu. Indonesia juga selalu menampilkan bahwa sebenarnya ASEAN bukan pihak yang selalu menerima bantuan. ASEAN selama ini memberikan kontribusi untuk menciptakan perdamaian dan pembangunan”.
Hadirnya Presiden Yudhoyono dalam forum-forum multilateral memberi kontribusi yang sangat signifikan bagi peran dan posisi internasional Indonesia. Bukan hanya itu. Kehadirannya dan gagasan-gagasan baru Indonesia juga membuktikan kredibilitas internasional Indonesia. Posisi dan peran Indonesia dalam ASEAN harus diintegrasikan ke dalam kerangka hubungan internasional di kawasan Asia Pasifik dan tidak terbatas pada konteks lingkaran konsentris kawasan tertentu, melainkan juga pada tataran isu, yang berarti politik luar negeri Indonesia harus mencerminkan sikap akomodatif terhadap masalah-masalah demokratisasi, hak asasi manusia dan masalah-masalah internasional.[24]
Dalam konteks ini, sejauh mana pemerintahan SBY dapat ikut menentukan masa depan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terhormat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain, akan memberi dampak stabilitas kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan. Peran Indonesia sebagai jangkar stabilitas keamanan dan perdamaian di ASEAN maupun di Asia Pasifik akan menjadi semakin penting dalam merespons dinamika global di masa depan. Peran Indonesia tersebut akan menjadi elemen penting ketika struktur keamanan secara multilateral semakin terintegrasi. Respons dunia terhadap kemajuan demokrasi Indonesia juga harus menjadi refleksi bagi revitalisasi masa depan politik luar negeri Indonesia.
Harapan kita terhadap bangsa ini agar perwujudukan kemakmuran dan kesejahteraan melalui pencitraan kerja sama dapat tercapai sesuai cita-cita yang luhur. Usaha yang telah dibangun oleh Bangsa ini dalam skala kanca Internasional agar senantiasa tetap dipertahankan di mata dunia. Kesadaran dan kemauan dari kita semua merupakan modal besar dalam melanjutkan amanah ini sebagai warisan para pemimpin kita terdahulu. Semangat juang dan nasionalisme agar tetap tumbuh dalam diri setiap diri pemuda-pemudi sabagai generasi selanjunya. 

[22] Salah satu kata Sambutan Sekjen PBB (Ban KI-Moon) dalam KTT Ke-17 ASEAN di Hanoi.
[23] F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Editor: Aditia Maruli, http://www.antaranews.com, peran Indonesia dan Tantangan Kerjasama ASEAN-PBB.
[24] Ganewati  Wuryandari, dkk.  2008,  Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politk Domestik.
 
 
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan


Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai potensi hayati dan nabati. Memiliki geografis yang strategis dan luas, sosial kehidupan yang beraneka ragam, multi budaya serta kekayaan lainnya. Pemerintahan yang demokratis serta berpenduduk yang cukup. Potensi ini membawa Indonesia sebagai mitra kerja sama yang sangat menguntungkan. Hal ini juga membawa nama biak Indonesia dalam ASEAN. Kedudukan Indonesia dalam ASEAN memberikan banyak pengaruh dan perubahan. Namun, kita menyadari bahwa belum sepenuhnya potensi diatas telah dicapai dalam negeri ini. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dari segenap aparat pemerintahan untuk masa depan bangsa ini.
Melaui karya tulis ini, penulis menyampaikan bahwa indonesia telah berhasil serta telah mengukir nama baik Merah Putih dalam mata dunia. Ini satu sisi yang harus kita pertahankan. Pemuda-pemudi Indonesia harus menyadari akan hal ini serta dapat menjadi regenerasi di masa yang akan datang. Dalam sisi lain yang terjadi dalam negeri ini, kemiskinan belum sepenuhnya diatasi, pengangguran masih relatif tinggi, terdapat kesenjangan antara kaya dan miskin, konflik antara pejabat dan golongan bawahan, rusaknya sistem politik yang mengakibatkan kesejahteraan hanya dirasakan oleh kaum elit saja. Ini semua bukan kesalahan sistem pemerintahan tetapi kesalahan yang menjalankan sistemnya yang tidak mengetahui aturan-aturanya. Kemajuan negeri ini tergantung dari kemauan dan kesadaran para pemimpin sebagai pemegang kebijakan.
Dalam uraian karya ini, menjelaskan berbagai prestasi Indonesia yang telah dicapai dalam ASEAN. Lebih khusus menggambarkan peran aktif perjalanan kepemimpinan SBY yang sangat penting untuk ASEAN.

B. Saran
Suatu kepuasan tersendiri bagi penulis dengan terselesaikannya penulisan karya Tulis ini. Mudah-mudahan dapat menjadi satu referensi baru yang memberikan manfaat dalam upaya mengetahui perkembangan politik luar negeri indonesia. Dalam akhir karya tulis ini, penulis menggariskan beberapa statement dengan berlandaskan pada judul yang tertera dalam karya ini “Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan SBY dalam Organisasi ASEAN”. Statement yang dimaksud ialah:
·     Karya ilmiah ini berfokus pada kepemimpinan SBY dengan hubungan peranannya dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
·     Menekankan persefektif peran aktif Indonesia di bawah Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu anggota dari organisasi ASEAN.
·     Memaparkan peranan Indonesia dalam organisasi ASEAN dalam menjalin hubungan dengan organisasi Dunia, seperti hubungan ASIAN-PBB. 
Penulis juga menyadari  dalam penulisan karya ini sepenuhnya belum efektif. Masih terdapat beberapa sisi kekurangan karena keterbatasan pengetahuan serta hal-hal lainnya yang mungkin disengaja ataupun tidak disengaja. Namun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin unttuk memberikan yang terbaik. Mudah-mudahan karya ini dapat bermanfaat serta bernilai amal shaleh di sisi Allah, Amin.
 
Daftar  Pustaka 

Daripada Wikipedia. Persatuan Negara-negara Asia Tenggara, Ensiklopedia bebas.
Fitriani , Evi. Artikel: ASEAN dan Peran Indonesia, Diterbitkan Oktober 29, 2009.
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-negara.html.
KBRI Hanoi. Menuju “ASEAN Community In a Global Community of Nations”, 03-11-2010.
Kymlika, Will. Kewargaan MultiKultural. Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia, 2002.
Mardjianto, F.X. Lilik Dwi. Editor: Aditia Maruli, http://www.antaranews.com, peran Indonesia dan Tantangan Kerjasama ASEAN-PBB.
Utomo, Aris Heru. Dalam “Koran Jakarta tanggal 2 September 2009
Wuryandari, Ganewati. dkk.  2008,  Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politk Domestik.


Semoga Indonesia dapat menyukseskan Sea Games 2011. Satu Hal lagi, dapat memperoleh hasil yang maksimal dan menjadi Juara Umum. Amin !!!
Semangat Terus Merah Putih

GARUDA DI DADAKU

 Thanks, Sobat-sobat Ku.
(Hasrul_Mahasiswa IPTIQ Jakarta)
Kritik dan Saran (rul.19bs1@gmail.com)
PDF DOWNLOAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar

Search In

SEMUA KONTEN BLOG INI TELAH DIALIHKAN KE SQ - BLOG >> KLIK DISINI
"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu; Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu". Silahkan lihat-lihat, baca, copy-paste or lainnya pada blog ini ! [Terima kasih atas kunjungannya]