Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan
Susilo Bambang Yudhoyono
dalam Organisasi ASEAN
By : Hasrul (Mahasiswa Institut PTIQ Jakarta)
Prakata
Puji syukur kehadirat Allah. Tuhan yang menciptakan , memelihara dan
mengadakan segala sesuatu serta hanya kepada-Nyalah segala sesutu akan kembali. Berkat segala limpahan Rahmat
dan Hidaya-Nya sehingga kita semua masih dapat melakukan beragai macam
aktivitas dalam hidup ini. Harapan kita, mudahan –mudahan kehidupan ini
senantiasa penuh dengan ridha dan kasih sayang-Nya serta menjadikan kita semua
termasuk orang-orang yang selamat di Dunia dan di Akhirat. Amin !!!
Slawat dan
Salam semoga senantiasa dihanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai dihari kiamat. Berkat risalah
Nabi Muhammad-lah yang Beliau emban dengan penuh ketabahan dan kegigihan sehingga
dapat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam tatanan kehidupan ummat
manusia. Beliau adalah sosok pemimpin dalam Agama sekaligus sebagai Pemimpin
Negara. Sosok yang tak terkalahkan oleh siapa pun. Tokoh yang paling
berpengaruh sepanjang zaman serta jasanya tak akan perna terlupakan.
Al-hamdulillah, penulis merasakan suatu
kepuasaan tersendirinya atas selesai karya tulis ini. Karya yang kami berikan
judul “Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan SBY dalam Organisasi ASEAN”
ini mudaha-mudahan memberikan inspirasi baru dalam menilai sistem kerja sama di
negeri ini, khususnya ASEAN.
Penulis menyadari sepenuhnya, dalam karya ini masih terdapat kekurangan,
bentuk aspek penyajian yang kurang menarik, struktur kata yang belum komplit
dan berbagai unsur-unsur lainnya yang penulis tidak sadari. Karena itu, sepenuh
hati kami mengharapkan masukan dari segenap pembaca. Baik berupa saran,
kritikan dan unsur lainnya yng bersifat membangun.
Wassalamu A’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh !!!
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Negara merupakan wilayah yang terorganisir dan terbentuk
dari beberapa kelompok yang memiliki
sistem-sistem peraturan atas landasan historis dan tujuan yang sama. Definisi
negara dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah organisasi dalam
suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh
rakyat. Pengertian Negara lainnya yang didefinisikan dalam KBBI adalah kelompok
sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah
lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik,
berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.[1]
[1] http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-negara.html.
Kehidupan bernegara merupakan implikasi kehidupan yang semakin berkembang dan semakin banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang tak mungkin dipenuhi secara personil. Di lain pihak, semakin meningkatnya perkembangan berbagai sektor kehidupan yang tak mungkin dihindari. Hal ini menunjukan menujukan bahwa peranan sosial sangat berarti untuk menunjang hidup yang harmonis.
Sistem kehidupan yang semakin kompleks
mendorong berbagai pihak untuk memenuhi kehidupannya secara terorganisir pula. Dalam
berbagai aspeknya, satuan terkecil dari suatu komunitas mutlak memerlukan hubungan sosial. Proses-proses sosial
akan memberikan kemudahan dan manfaat
bagi pihak-pihak yang terkait. Segenap lapisan masyarakat tidak akan lepas dari
hal ini sebagai pembawaan makhluk sosoial. Seluruh unsur kemasyarakatan dari
lapisan RT, RW, tingkat desa, kecamatan, kabuten, dan provinsi bahkan sampai
tingkat Nasional dan Internasional akan
senantiasa menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Keterkaitan-keterkaitan ini
akan mendorong satu sama lain untuk
menjalin hubungan kerja sama.
Secara fungsional,
hubungan kerja sama dilakukan demi kesajahteraan masing-masing pihak. Setiap
hubungan kerja sama tidak hanya berfungsi melahirkan kesejahteraan, namun juga
akan mempererat tali silaturahmi dan persahabatan. Dalam ruang lingkup yang
lebih luas, kerja sama akan lebih kompleks dalam kanca Nasional dan Internasional.
Setiap negara akan terasing dan ketinggalan dari mata dunia jika tidak melakukan kerja sama. Jalinan
kerja sama memberikan jaringan yang luas yang mudah diakses ketika dibutuhkan.
Baik itu dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, budaya dan dari
berbagai aspek kehidupan yang lainnya.
Dalam berbagai hubungan kerja sama, baik itu regional,
bilateral dan multilateral bahkan sampai mata Internasional Indonesia juga tercataat sebagai anggota dari
beberapa kerja sama ini. Untuk meningkatkan mutu kerja sama ini, pemerintah
bukanlah unsur utama tetapi perlu dukungan dari kita semua. Peran kita akan
memberikan pengaruh serta membawa perubahan yang baik. Pemerintah hanya sebagai
mediator dan sepenuhnya perlu dukungan dari rakyat. Keselaran antara rakyat dan
pemerintah merupakan langkah awal mencapai kesuksesan dalam menjalin kerja
sama. Sebagai partisipasi akan hal tersebut, penulis melalui tulisan ini akan akan berusaha membangun kepercayaan
masyatakat terhadap krisis kepercayaan terhadap pemerintah yang selama ini
terjadi. Selain itu juga, memberikan pandangan baru kepada kita semua dalam
menilai sisi positif peran aktif
Indonesia terhadap negara-negara lainnya di dunia. Pada karya tulis
Ilmiah ini, penulis menghususkan dalam ruang lingkup kepemimpinan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dengan judul:
“Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan SBY
dalam Organisasi ASEAN”
Metode serta pola kerja adalah nilai kedua setelah
kesenjangan pemerintah dan rakyat dapat diatasi. Melalui kebersaamaan sebagai
nilai persatuan dan kesatuan akan dapat terwujud kehidupan yang aman dan
sentosa. Perubahan negara ini bukan terletak pada negara lain tetapi ada pada kita semua. Maka semangat juang dan kerja sama
harus senantiasa di tumbuhkan dalam diri kita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti
yang telah diuraikan di atas. Maka penulis merumuskan beberapa landasan permasalahan
dalam menyusun karya ini sebagai berikut:
I.
Apa peran Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dalam organisasi ASEAN?
II.
Bagaimana kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam Organisasi ASEAN?
III. Apa kontribusi kontribusi Indonesia terhadap
ASEAN sebagai salah satu anggota dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono?
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
a. Tujuan Penulisan
1) Memberikan pemahaman yang jelas atas peran
aktif indonesia dalam ASEAN periode kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
2) Mengungkap kontribusi kepemipinan Susilo
Bambang Yudhoyono terhadap hubungan kerja sama dengan ASEAN.
3) Memberikan gambaran umum peran Indonesia dalam peningkatan kualitas tehadap
negara ASEAN dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
b. Kegunaan Penulisan
1)
Menyadari Peran aktif pemerintah dalam
hubungan regional dalam organisasi ASEAN periode kepemiminan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
2)
Membentuk pandangan baru untuk menilai serta
memberikan dukungan kepada pemerintah dalam hubungan kerja sama ASEAN masa
periode Susilo Bambang Yudhoyono.
3)
Memberikan motivasi untuk ikut serta berperan
aktif dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.
D. Metode Penulisan
E. Tinjauan Pustaka
Penelitan ini bersifat kepustakaan murni atau
library research. Artinya data-data yang digunakan berasal dari sumber
kepustakaan baik primer maupun sekunder, baik berupa buku, ensiklopedi, jurnal,
majalah, koran dan lain sebagainya. Metode yang digunakan ialah deskriftif.
Deskriftif ialah memberikan gambaran mengenai peran aktif Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia dalam hubungan kerja sama negara
ASEAN. Dalam hal ini, penulis berusaha memberikan penjelasan dan penggambaran
sejauh mana peran dan kontribusi kepemimpinan SBY dalam organisasi ini.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk memberikan wawasan dalam
upaya menilai peran pemerintah dalam
hubungan kerja sama dengan negara-negara tetangga khususnya Association
of Southeast Asian Nations (ASEAN). Melalu upaya ini, akan membuka
jalan bagi kita untuk memberikan saran serta masukan terhadap pemerintah dalam
hubungan kerja sama ini. Hal ini dimaklumi, semua hubungan ini adalah untuk
kita semua sehingga keterlibatan kita adalah suatu hal yang wajar. Maka sebagai
warga yang aktif, ini adalah kewajiban kita untuk turut serta di dalamya. Namun
di satu sisi, masih ada juga beberapa faktor kendala dalam hal ini. Ketidaktahuan
dan kesalahpahaman adalah hal utama yang mengakibatkan krisis kepercayaan
rakyat terhadap pemerintah. Sehingga dengan hadirnya karya ini, kesenjangan ini
dapat diminalisir serta dapat lebih proposional dalam menkritisi pemerintah.
Pemerintah juga seharusnya harus benar-benar dapat mendahulukan kepentinga umum
daripada kepentingan pribadi. kepentinhan lainnyaQuran dan beberapa karya
Ilmuwan Islam dalam melakukan berbagai eksprimennya.
Melalui
karya ini, penulis berusaha menyajikannya dengan berdasarkan berbagi media
serta sumber-sumber lainnya. Upaya ini berdasarkan dari perkembangan sosial
kehidupan yang penulis tuangkan dalam tulisan agar segenap lapisan masyarakat
dapat mengikuti alur perkembangan kerja sama Indonesia khusunya dalam hubungan
Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara.
E. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Agar mendapat gambaran yang sistematis dan konsisten secara utuh, maka
karya ini dituangkan dalam suatu sistematika penulisan secara ringkas sebagai
berikut :
Bab I
:
Pendahuluan terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan.
Bab II:
Memaparkan deskripsi Organisasi ASEAN
serta hal-hal yang terkait di dalamya sebagai langkah awal memahami peran aktif
Indonesia di dalam kerja sama Regional ini.
Bab III:
Menganalisa Peranan Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono Dalam Organisasi Association Of Southeast Asian Nations
(Asean).
Bab IV:
Peran Indonesia dalam kerjasama ASEAN-PBB
Periode Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden
Republik Indonesia Sekaligus Ketua ASEAN tahun 2011.
BAB II
Organisasi ASEAN
Organisasi ASEAN
A. Sejarah ASEAN
ASEAN merupakan singkatan bagi "Association of Southeast Asian Nations" atau Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok dengan tujuan untuk menjalin kerja sama kerjasama regional.[2] Disamping itu juga, ASEAN didirikan untuk menjalin hubungan persahabatan antar negara Asia Tenggara serta bersam-sama menghadapi tantangan dan globalisasi perkembangan dunia.
ASEAN merupakan singkatan bagi "Association of Southeast Asian Nations" atau Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok dengan tujuan untuk menjalin kerja sama kerjasama regional.[2] Disamping itu juga, ASEAN didirikan untuk menjalin hubungan persahabatan antar negara Asia Tenggara serta bersam-sama menghadapi tantangan dan globalisasi perkembangan dunia.
ASEAN didirkan oleh lima negara pengasas,
yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Kelima negara ini
berunding di Bangkok dan berhasil merumuskan satu perjanjian yang dikenali
sebagai Deklarasi Bangkok. Dalam perundingan ini, perwakilan dari
tiap-tiap negara ialah:[3]
1) Adam Malik (Indonesia),
2) Narciso R. Ramos (Filipina),
3) Tun Abdul Razak (Malaysia),
4) S. Rajaratnam (Singapura), dan
5) Thanat Khoman (Thailand).
B. Prinsip-Prinsip Utama ASEAN
Prinsip prinsip utama ASEAN digariskan seperti berikut:[4]
Prinsip prinsip utama ASEAN digariskan seperti berikut:[4]
1) Hormat terhadap kemerdekaan, ketuhanan, kesamaan, integritas jajahan dan
identitas nasional semua negara,
2) Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada
campur tangan luar, subversif atau koersion (coerion),
3) Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan aman,
4) Menolak penggunaan ketenteraan, dan
5) Kerja sama efektif antar anggota.
[4] Wikepedia, Persatuan Negara-negara Asia Tenggara dalam Prinsip-Prinsip
Utama ASEAN,
Hal. 2
C. Negara-Negara Anggota ASEAN
Saat ini ASEAN dianggotai oleh hampir semua negara di Asia Tenggara kecuali Timor Timur dan Papua New Guinea. Negara-negara anggotanya adalah seperti berikut:
1) Brunei Darussalam
2) Filipina
3) Indonesia
4) Kamboja
5) Laos
D. Bentuk Kerja Sama Negara-Negara ASEANSaat ini ASEAN dianggotai oleh hampir semua negara di Asia Tenggara kecuali Timor Timur dan Papua New Guinea. Negara-negara anggotanya adalah seperti berikut:
1) Brunei Darussalam
2) Filipina
3) Indonesia
4) Kamboja
5) Laos
6)
Malaysia
7)
Myanmar
8)
Singapura
9)
Thailand
10)
Vietnam
Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ASEAN pada tanggal 8
Januari 1984 yaitu seminggu setelah kemerdekaannya. 11 tahun kemudian, ASEAN
menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang
ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Laos
dan Myanmar menjadi anggota
dua tahun kemudian setelah Vietnam resmi menjadi anggota ASEAN, yaitu
pada tanggal 23 Julai 1997. Walaupun Kamboja telah resmi sebagai
anggota ASEAN bersama-sama Myanmar dan Laos, Kamboja terpaksa menarik diri
disebabkan masalah politik dalam negaranya. Namun, dua tahun kemudiannya Kamboja
masuk kembali sebagai anggota ASEAN pada tanggal 30 April 1999.[5]
Negara baru Timor Leste, dahulunya dalam
Indonesia dan terpaksa turut serta untuk mendapat status keanggotaan dalam
ASEAN. Namun, banyak Negara dalam ASEAN tidak merestui penglibatan Timor Leste
pada akhir 1990-an sebagai rasa hormat kepada Indonesia. Myanmar, terutamanya
menentang pemberian status kepada kepada Timor Leste. ASEAN dianggarkan
merangkumi 500 juta orang dan merangkumi kawasan seluas 4.5 juta kilometer per
segi.[6]
Negara-negara anggota ASEAN saat ini menjalin kerja sama dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan latihan militer bersama. Secara rinci, bentuk
kerja sama ini dapat dilihat sebagai berikut:[7]
a. Politik
Di
bidang politik, ASEAN sepakat untuk menyelesaikan segala permasalahan melalui
meja perundingan. ASEAN sepakat untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai
kawasan bebas senjata nuklir.
b. Ekonomi
Di
bidang ekonomi, ASEAN berupaya menciptakan kerja sama
perdagangan yang saling menguntungkan. Bentuk kerja sama ekonomi dapat
direalisasikan, antara lain sebagai berikut:
1.
Membuka
pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo,
2.
Menyediakan
cadangan pangan (terutama beras),
3.
Membangun
proyek-proyek industri ASEAN, seperti proyek pabrik pupuk urea amonia di
Indonesia dan Malaysia, proyek industri tembaga di Singapura, proyek pabrik
mesin diesel di Singapura, dan proyek pabrik superfosfor di Thailand, dan
4.
Menciptakan
preference trading arrangement (PTA) yang bertugas menentukan tarif
rendah untuk beberapa jenis barang komoditas ASEAN.
c. Sosial
Di bidang sosial, ASEAN melakukannya kerja
sama, antara lain sebagai berikut
1) Pencegahan narkoba dan penanggulangannya,
2) Penanggulangan bencana alam,
3) Perlindungan terhadap anak cacat,
4) Pemerataan kesejahteraan sosial masyarakat.
d. Budaya
Di bidang budaya, ASEAN melakukan kerja sama,
seperti berikut:
1) Tukar menukar pelajaran dan mahasiswa,
2) Pemberantasan buta huruf,
3) Program tukar menukar acara televisi ASEAN,
4) Temu karya pemuda ASEAN, dan
5) Festival lagu ASEAN.
e. Latihan Militer Bersama
Negara-negara anggota ASEAN tetap menghindari
pembentukan pakta atau persekutuan militer. Namun, untuk meningkatkan keamanan
wilayah mereka sering menggelar latihan militer bersama. Misalnya, latihan
militer dengan sandi Elang Malindo merupakan latihan militer
Angkatan Udara Indonesia dan Malaysia.
[7] http://www.crayonpedia.org/mw/Kerja_sama_negara-negara_ASEAN_6.2.
BAB III
PERANAN KEPEMIMPINANAN SBY DALAM ORGANISASI
ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN)
A. Citra Indonesia dalam Organisasi ASEAN
Rakyat Indonesia dan masyarakat internasional sering
mengenang peran negara ini dalam forum internasional pada masa lalu.
Terinspirasi cita-cita internasional dalam Pembukaan UUD 1945 dan sebagai
strategi geopolitiknya, Indonesia sering menjadi pelopor gerakan internasional,
baik di tingkat regional maupun global. Sebagai salah satu negara terluas di
Asia dan terbanyak penduduknya, Indonesia merasa ”wajar” untuk menjadi pelopor,
termasuk membentuk Gerakan Nonblok dan ASEAN.[8]
Peran dan kiprah internasional Indonesia merosot sejak
krisis keuangan Asia tahun 1998 walaupun belakangan ini sempat memelopori
terbentuknya Piagam ASEAN dan menjadi tuan rumah Konferensi PBB tentang
Perubahan Iklim. Krisis tidak hanya melumpuhkan perekonomian Indonesia, tetapi
juga mengakibatkan reformasi politik yang pada gilirannya mendorong pergantian
pemerintahan yang cukup cepat. Selain itu, bencana alam yang silih berganti dan
ledakan bom di Bali dan Jakarta oleh para teroris semakin menyita perhatian
pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk membenahi ”garda belakang” politik luar
negeri. Keterpurukan ekonomi dan perhatian utama pemerintah yang lebih terserap
ke masalah-masalah dalam negeri membatasi kiprah Indonesia di luar negeri.
Perubahan-perubahan demikian mengharuskan Indonesia untuk
beradaptasi, baik secara domestik maupun internasional. Dalam konteks adaptasi
itulah, Indonesia banyak memprakarsai pertemuan- pertemuan internasional dan
mengambil kebijakan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
domestik Indonesia. ASC adalah produk kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN, dan
ini menunjukkan bahwa ASEAN tetap merupakan prioritas politik luar negeri
Indonesia. Keberhasilan menempatkan kembali posisi instrumental Indonesia dalam
ASEAN juga menjadi modal tambahan penting bagi leverage politik luar negeri
Indonesia terhadap negara di luar kawasan ASEAN. Hal ini secara jelas
menunjukkan komitmen Indonesia untuk tetap menjadi bagian dari kolaborasi
internasional guna menciptakan lingkungan global yang lebih stabil dan aman. [9]
[8] Kompas oleh Evi Fitriani, Selasa, 27 Oktober 2009.
[9] Ganewati Wuryandari, dkk. 2008, Politik
Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politk Domestik.
B. Keseriusan SBY dalam Memimpin ASEAN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (17/12/2010) di
Kantor Presiden, Jakarta memimpin Sidang Paripurna Kabinet yang membahas soal
kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada 2011. Pada kesempatan tersebut, Presiden
turut mengundang Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuan untuk
mendengarkan hal-hal yang perlu diketahui Indonesia terkait kegiatan ASEAN pada
2011. Kehadiran Surin di Sidang Paripurna Kabinet guna memaparkan soal ASEAN
adalah sesuatu yang baru. Hal ini diakui Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa,
beliau berkata:[10]
"Ini menunjukkan keseriusan Presiden tidak semata-mata untuk mengetuai
ASEAN, tapi juga memimpin ASEAN dengan cara yang konstruktif”.
Dalam sidang paripurna ini, Surin memaparkan
hal-hal yang bisa menjadi prioritas Indonesia. Beliau mengungkapkan bahwa Indonesia
dalam kepemimpinan tahun ini semestinya memberikan perhatian khusus pada tiga pilar,
yaitu politik, ekonomi, serta sosial dan budaya. Di bidang politik,
Surin menyampaikan peran dan kontribusi penting yang dapat dilakukan Indonesia
pada konflik di Semenanjung Korea, situasi di Laut China Selatan, dan
perkembangan di Myanmar. Di bidang ekonomi, Surin mengatakan,
Indonesia akan menunjukkan kepemimpinan yang lebih baik. Sementara itu, di bidang
sosial dan budaya, Surin menekankan pentingnya ASEAN yang membumi dan
people centered.[11]
C. Amanah Presiden SBY Sebagai Ketua ASEAN Tahun 2011
Selama tahun 2010, hampir tiada hari tanpa perhelatan
persidangan ASEAN. Puncak dari semua itu berakhir pada 30 Oktober 2010. Dua hal
penting terjadi pada saat itu, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
secara resmi menerima kedudukan sebagai ketuan ASEAN dari Perdana Menteri
Vietnam Nguyen Tan Dung dan partisipasi Amerika Serikat serta Rusia
dalam membentuk arsitektur kawasan Asia Pasifik secara resmi diterima. Sejak
Indonesia disepakati menjadi Ketua ASEAN pada 2011 pada KTT ASEAN April 2010 di
Hanoi, banyak kalangan begitu penasaran akan dibawa ke mana ASEAN oleh
Indonesia.[12]
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjawab semua itu
dalam pidatonya pada penutupan sidang ASEAN di Hanoi, 30/10. Banyak alasan kuat
yang dikemukakan oleh beliau mengenai mengapa Indonesia ingin mewujudkan sosok
ASEAN baru, seperti yang dikemukakan oleh Menlu Marty Natalegawa. ASEAN sebagai
satu kesatuan dipandang sudah waktunya untuk menyampaikan
pandangan-pandangannya pada permasalahan regional dan global dan keikutsertaan
ASEAN dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan Indonesia ingin memastikan
bahwa ASEAN akan berperan sentral dalam pembentukan arsitektur kawasan Asia
Pasifik. Presiden SBY bahkan secara tegas menyatakan bahwa ASEAN tetap penting
dan terpenting bagi Indonesia. Beliau mengungkapkan:[13]
“ASEAN adalah keluarga kami, rumah kami, dan tetangga kami. ASEAN adalah
masa depan kami. Oleh karenanya, Indonesia akan terus bangkit bersama semua
saudara kami di ASEAN, sebagai satu kesatuan”..
Peran Indonesia dalam mentransformasi ASEAN dipaparkan
kembali oleh SBY. Transformasi ASEAN mulai terjadi saat Indonesia menjadi Ketua
ASEAN dan tuan rumah KTT ASEAN pada 2003, dari sebuah asosiasi menjadi sebuah
komunitas bangsa-bangsa. Hasilnya, ASEAN kini tidak hanya memiliki sebuah
pedoman yang jelas yang dituangkan dalam Piagam ASEAN, tetapi tujuan bersama,
yakni Satu Visi, Satu Identitas, dan Satu Komunitas. “Tidak diragukan,
kesuksesan kita dalam mencapai cita-cita itu akan mengubah Asia Tenggara
selamanya,” tegas Presiden SBY.
D. Peran Aktif Kepemimpinan SBY Menegakkan HAM dalam ASEAN
Indonesia adalah penggerak dan penggagas pembentukan
Badan HAM ASEAN. Posisi Indonesia yang mengambil peran aktif dalam pembentukan
Badan HAM ASEAN idealnya tidak hanya cita-cita Piagam ASEAN yang tercapai
tetapi juga mendorong sistem HAM yang lebih baik di Indonesia. Ini semua
dilandasi atas kemauan keras politik Presiden SBY dalam bernegosiasi dengan baik
dengan para pemimpin ASEAN maupun dengan kelompok-kelompok yang terbiasa
melecehkan HAM di dalam negeri.[14]
Hal ini secara jelas memposisikan Indonesia sebagai
Negara yang berada di garda terdepan dalam penghormatan serta penegakan hak-hak
asasi manusia (HAM). Keberhasilan Indonesia melaksanakan pemerintahan yang
demokratis menjadikan Indonesia sebagai negara demokratis ke-4 di dunia. Di bidang
HAM, Indonesia adalah Negara pertama di ASEAN yang memiliki Komisi HAM. Ini
menjadikan indonesia memiliki posisi strategis untuk memasukan Badan HAM ini
dalam piagam ASEAN.[15]
Untuk memperlihatkan tingginya daya tawar Indonesia dalam
ASEAN, dapat disampaikan bahwa pada awal perundingan usulan Indonesia untuk
memasukkan elemen-elemen demokratisasi dan HAM
ditentang oleh semua negara anggota ASEAN. Namun dengan argumen yang kuat yang
didasarkan pada pengalaman berdemokrasi dan melakukan penegakan dan penghormatan
HAM, akhirnya elemen-elemen tersebut dapat masuk Piagam.
E. Arah Kepemimpinan SBY dalam Global ASEAN
Menurut SBY, keberhasilan ASEAN dalam membangun komunitas
ASEAN tidaklah cukup karena ASEAN baru dapat menyelesaikan setengah dari
tugasnya. Tugas selebihnya adalah memperluas hubungan luar negeri ASEAN dengan
negara-negara mitra wicara dan yang lainnya.
Di belahan lain masih belum terwujud perdamaian,
kesejahteraan karena perpecahan dan ancaman. Oleh karenanya, transformasi
kawasan harus mampu menjawab tantangan global itu. Selain itu, ASEAN sekarang
berada pada era transisi yang amat besar. Dunia sedang berubah. Strategi dunia
dan kekuatan ekonomi bergerak ke kawasan Asia Pasifik. Oleh karenanya, ASEAN
harus mampu mengantisipasinya dan ASEAN harus mampu mewujudkan perkembangan
penting ini. Oleh karena itu, “Kita harus mempersiapkan diri untuk memainkan
peran ASEAN dalam menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim,
krisis keuangan global, terorisme, masalah ketersediaan pangan, perdagangan manusia
dan masalah energi,” tegas Presiden.[16]
Berkaitan dengan hal tersebut, SBY menjelaskan sebagai
Ketua ASEAN tahun 2011, Indonesia akan mempercepat pelaksanaan komitmen dan
kesepakatan ASEAN. Indonesia akan bergerak cepat dari visi ke aksi. Dari
implementasi ke hasil nyata yang bermanfaat. Indonesia akan memperluas
kerjasamanya dengan mitra wicaranya, dan akan memastikan peran sentral ASEAN
dalam evolusi arsitektur kawasan Asia Pasifik. Pada saat yang sama, Indonesia
akan perkuat keterlibatan global ASEAN. “Itulah sebabnya mengapa kita menerima
keinginan Amerika Serikat dan Rusia untuk berpartisipasi secara konstruktif
dalam dinamika kawasan,” tegas Presiden SBY memberikan alasan.[17]
F. Peranan Umum Indonesia Masa Kepemimpinan Terhadap ASEAN
Kita semua menyadari ambruknya Orde Baru dan krisis
ekonomi pada tahun 1997 yang berkepanjangan mengakibatkan Indonesia terlihat
sebagai negeri yang tak berdaya di tengah beberapa negara anggota ASEAN. Namun
di balik itu semua, secara perlahan namun pasti, Indonesia mulai memperlihatkan
taringnya kembali dengan berbagai pencapaian yang diraihnya.
Di bidang politik dan keamanan, pascareformasi Indonesia
menjadi negara terdepan yang menerapkan demokrasi dalam kehidupan bernegara. Di
bidang HAM, Indonesia adalah salah negara pertama di ASEAN yang memiliki Komisi
HAM.[18]
Dalam bidang ekonomi, secara pasti Indonesia mulai
memperlihatkan kestabilan dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat terlihat
dari kemampuan Indonesia untuk bertahan dari krisis ekonomi yang lebih besar di
tahun 2008. Jika krisis ekonomi 1997 hanya berdampak ke negara-negara Asia,
krisis ekonomi 2008 menerjang hampir seluruh negara di dunia. Bukti bahwa
keberhasilan Indonesia di bidang ekonomi diakui oleh negara-negara lain tampak
dari diikutsertakannya Indonesia sebagai salah satu negara anggota G-20.
Semua keberhasilan ini tentu saja merupakan aset berharga
untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia, bukan hanya di ASEAN
tetapi juga di forum internasional. Di ASEAN, Indonesialah berinisiatif
mengusulkan pembentukan suatu komunitas ASEAN yang tidak hanya menyandarkan
pada kerja sama ekonomi. Hal ini seperti yang diusulkan Singapura tetapi juga
ada aspek lain yang harus diperhatikan, yaitu kerja sama politik dan keamanan,
serta kemudian disusul kerja sama sosial budaya.[19]
BAB IV
PERAN INDONESIA DALAM KERJA SAMA ASEAN-PBB
PERIODE SBY
A. Peranan Kepemimpinan SBY dalam Mewujudkan Integrasi Kerja Sama ASEAN-PBB
Kerjasama antara perhimpunan negara-negara di Asia
Tenggara (ASEAN) dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah salah satu
kerjasama strategis walaupun belum terlalu matang. Bermitra dengan PBB
merupakan prioritas bagi sejumlah negara anggota ASEAN. Oleh karena itu, ASEAN
selalu menyisipkan pertemuan puncak dengan PBB dalam setiap pertemuan
puncaknya. Pertemuan puncak dengan PBB diharapkan bisa mematangkan kemitraan
yang saling menguntungkan. Konferensi Tingkat Tinggi ke-17 ASEAN di Hanoi,
Vietnam, merupakan bentuk niat sejumlah pimpinan negara anggota ASEAN untuk
memetik keuntungan melalui kerjasama dengan organisasi negara sedunia itu.[20]
Indonesia juga tidak tinggal diam. Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono hadir pada sesi pertemuan puncak dengan PBB yang
diselenggarakan pada hari kedua KTT ke-17 ASEAN tersebut. Dalam acara ini, Presiden Yudhoyono tidak
hadir dalam sesi awal KTT tersebut karena harus kembali ke Indonesia untuk
memantau penanganan dampak bencana di Kepulauan Mentawai saat
itu. Pada pertemuan puncak ASEAN-PBB, Presiden Yudhoyono didampingi oleh
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menko Perekonomian Hatta
Rajasa.
Ketika itu, perwakilan dari perserikatan bangsa-bangsa
adalah Sekjen PBB, yaitu Ban Ki-moon. Dalam sesi acara kali ini, Indonesia
akan menerima tampuk kepemimpinan ASEAN dari Vietnam. Menteri Luar Negeri Marty
Natalegawa mengatakan, Indonesia optimistis dengan kemampuan diri sendiri dalam
memimpin ASEAN pada 2011 mendatang. Bahkan dalam pertemuan puncak ASEAN-PBB di Vietnam,
Indonesia telah berinisiatif untuk mengajukan usulan model baru kerjasama
ASEAN-PBB. Usulan itu disampaikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan konsep untuk
meningkatkan hubungan ASEAN dan PBB menjadi komprehensif karena selama ini
sifatnya sektoral.
Marty mengatakan, selama ini negara-negara anggota ASEAN
hanya bekerjasama dengan badan-badan utusan PBB secara terpisah. Menurut dia,
belum pernah ada kerjasama antara negara anggota ASEAN dengan seluruh badan PBB
secara terintegrasi. Untuk itu, Indonesia mengusulkan kerjasama terpadu. Dengan
begitu, ASEAN dan PBB akan dapat membangun kerjasama di berbagai bidang secara
komprehensif atau menyeluruh. kerjasama yang komprehensif dan lintas sektoral
itu akan mempermudah proses penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan atau
bahkan kelemahan kerjasama yang sedang dilakukan. Marty juga menjelaskan,
kerjasama yang terintegrasi juga merupakan usulan Indonesia yang akan diusung
selama menjabat sebagai Ketua ASEAN pada 2011.[21]
[20] F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Editor: Aditia Maruli, http://www.antaranews.com, peran
Indonesia dan Tantangan Kerjasama ASEAN-PBB.
[21] F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Editor: Aditia Maruli,
http://www.antaranews.com, peran Indonesia dan Tantangan Kerjasama ASEAN-PBB.
B. Tantangan SBY dalam Mewujudkan Kerja Sama ASEAN-PBB
Salah satu
fokus pertemuan puncak ASEAN-PBB di Hanoi adalah membicarakan sejumlah
tantangan, berupa kerjasama yang belum terselesaikan. Kerja sama tersebut
diantaranya kerjasama penanggulangan bencana dan pencapaian sasaran pembangunan
milenium (MDGs). Dalam dua bidang itu, Indonesia memiliki peran mencolok. Terkait penanganan bencana, pertemuan puncak ASEAN-PBB secara khusus
membicarakan dampak dan penanggulangan bencana di sejumlah Negara ASEAN,
termasuk Indonesia.
Hal
ini sangat kontekstual karena Indonesia sedang berduka setelah Kepulauan
Mentawai di Sumatera Barat disapu tsunami dan sejumlah warga Yogyakarta terpanggang awan panas
Gunung Merapi. Marty menjelaskan, mekanisme penanggulangan
bencana alam adalah salah satu fokus pembicaraan dalam pertemuan puncak yang
juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon itu. Semua
pimpinan negara anggota ASEAN yang hadir dan Sekjen PBB sepakat untuk
memperkuat kerjasama kedua organisasi itu dalam penanggulangan bencana dan
dampaknya. Dalam pertemuan puncak itu, Ban Ki-moon juga menyampaikan duka cita
mendalam kepada warga negara Indonesia, khususnya yang menjadi korban gempa
bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. "Saya
sampaikan duka cita yang mendalam kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas
bencana tsunami yang sangat tragis,"[22] kata Ban Ki-moon.
Pertemuan
pimpinan ASEAN dan PBB juga membahas percepatan pencapaian MDGs. MDGs merupakan
kesepakatan dunia untuk menanggulangi atau mengurangi kemiskinan, kelaparan,
kematian ibu dan anak, penyakit, buta aksara, diskriminasi perempuan, penurunan
kualitas lingkungan hidup serta kurangnya kerjasama dunia bagi pembangunan.
Marty mengatakan:[23]
“secara umum beberapa
negara di Asia Tenggara telah mencapai tujuan milenium itu. Namun, pencapaian
itu belum merata di semua negara di kasawan tersebut. Pada
saat tertentu, negara-negara anggota ASEAN juga berkontribusi untuk membantu
perkembangan negara lain, baik di Asia Tenggara maupun di luar kawasan itu. Indonesia
juga selalu menampilkan bahwa sebenarnya ASEAN bukan pihak yang selalu menerima
bantuan. ASEAN selama ini memberikan kontribusi untuk menciptakan perdamaian
dan pembangunan”.
Hadirnya Presiden Yudhoyono dalam forum-forum
multilateral memberi kontribusi yang sangat signifikan bagi peran dan posisi
internasional Indonesia. Bukan hanya itu. Kehadirannya dan gagasan-gagasan baru
Indonesia juga membuktikan kredibilitas internasional Indonesia. Posisi dan peran
Indonesia dalam ASEAN harus diintegrasikan ke dalam kerangka hubungan
internasional di kawasan Asia Pasifik dan tidak terbatas pada konteks lingkaran
konsentris kawasan tertentu, melainkan juga pada tataran isu, yang berarti
politik luar negeri Indonesia harus mencerminkan sikap akomodatif terhadap
masalah-masalah demokratisasi, hak asasi manusia dan masalah-masalah
internasional.[24]
Dalam konteks ini, sejauh mana pemerintahan SBY dapat
ikut menentukan masa depan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terhormat dan
disegani oleh bangsa-bangsa lain, akan memberi dampak stabilitas kawasan Asia
Tenggara secara keseluruhan. Peran Indonesia sebagai jangkar stabilitas
keamanan dan perdamaian di ASEAN maupun di Asia Pasifik akan menjadi semakin
penting dalam merespons dinamika global di masa depan. Peran Indonesia tersebut
akan menjadi elemen penting ketika struktur keamanan secara multilateral
semakin terintegrasi. Respons dunia terhadap kemajuan demokrasi Indonesia juga
harus menjadi refleksi bagi revitalisasi masa depan politik luar negeri
Indonesia.
Harapan kita terhadap bangsa ini agar perwujudukan
kemakmuran dan kesejahteraan melalui pencitraan kerja sama dapat tercapai
sesuai cita-cita yang luhur. Usaha yang telah dibangun oleh Bangsa ini dalam
skala kanca Internasional agar senantiasa tetap dipertahankan di mata dunia.
Kesadaran dan kemauan dari kita semua merupakan modal besar dalam melanjutkan
amanah ini sebagai warisan para pemimpin kita terdahulu. Semangat juang dan
nasionalisme agar tetap tumbuh dalam diri setiap diri pemuda-pemudi sabagai
generasi selanjunya.
[22] Salah satu kata Sambutan Sekjen PBB (Ban KI-Moon) dalam KTT
Ke-17 ASEAN di Hanoi.
[23] F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Editor: Aditia Maruli, http://www.antaranews.com, peran
Indonesia dan Tantangan Kerjasama ASEAN-PBB.
[24] Ganewati Wuryandari, dkk. 2008, Politik
Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politk Domestik.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang kaya akan
berbagai potensi hayati dan nabati. Memiliki geografis yang strategis dan luas,
sosial kehidupan yang beraneka ragam, multi budaya serta kekayaan lainnya.
Pemerintahan yang demokratis serta berpenduduk yang cukup. Potensi ini membawa
Indonesia sebagai mitra kerja sama yang sangat menguntungkan. Hal ini juga
membawa nama biak Indonesia dalam ASEAN. Kedudukan Indonesia dalam ASEAN memberikan
banyak pengaruh dan perubahan. Namun, kita menyadari bahwa belum sepenuhnya
potensi diatas telah dicapai dalam negeri ini. Hal ini disebabkan kurangnya
kesadaran dari segenap aparat pemerintahan untuk masa depan bangsa ini.
Melaui karya tulis ini, penulis menyampaikan
bahwa indonesia telah berhasil serta telah mengukir nama baik Merah Putih dalam
mata dunia. Ini satu sisi yang harus kita pertahankan. Pemuda-pemudi Indonesia
harus menyadari akan hal ini serta dapat menjadi regenerasi di masa yang akan datang.
Dalam sisi lain yang terjadi dalam negeri ini, kemiskinan belum sepenuhnya diatasi,
pengangguran masih relatif tinggi, terdapat kesenjangan antara kaya dan miskin,
konflik antara pejabat dan golongan bawahan, rusaknya sistem politik yang
mengakibatkan kesejahteraan hanya dirasakan oleh kaum elit saja. Ini semua
bukan kesalahan sistem pemerintahan tetapi kesalahan yang menjalankan sistemnya
yang tidak mengetahui aturan-aturanya. Kemajuan negeri ini tergantung dari
kemauan dan kesadaran para pemimpin sebagai pemegang kebijakan.
Dalam uraian karya ini, menjelaskan berbagai
prestasi Indonesia yang telah dicapai dalam ASEAN. Lebih khusus menggambarkan
peran aktif perjalanan kepemimpinan SBY yang sangat penting untuk ASEAN.
B. Saran
Suatu kepuasan tersendiri bagi penulis dengan
terselesaikannya penulisan karya Tulis ini. Mudah-mudahan dapat menjadi satu
referensi baru yang memberikan manfaat dalam upaya mengetahui perkembangan
politik luar negeri indonesia. Dalam akhir karya tulis ini, penulis
menggariskan beberapa statement dengan berlandaskan pada judul yang tertera
dalam karya ini “Citra Indonesia Melalui Kepemimpinan SBY dalam Organisasi
ASEAN”. Statement yang dimaksud ialah:
·
Karya ilmiah ini berfokus pada kepemimpinan
SBY dengan hubungan peranannya dalam Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN).
·
Menekankan persefektif peran aktif Indonesia
di bawah Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu
anggota dari organisasi ASEAN.
·
Memaparkan peranan Indonesia dalam organisasi
ASEAN dalam menjalin hubungan dengan organisasi Dunia, seperti hubungan ASIAN-PBB.
Penulis juga menyadari
dalam penulisan karya ini sepenuhnya belum efektif. Masih terdapat
beberapa sisi kekurangan karena keterbatasan pengetahuan serta hal-hal lainnya
yang mungkin disengaja ataupun tidak disengaja. Namun demikian, penulis telah
berusaha semaksimal mungkin unttuk memberikan yang terbaik. Mudah-mudahan karya
ini dapat bermanfaat serta bernilai amal shaleh di sisi Allah, Amin.
Daftar Pustaka
Daripada Wikipedia. Persatuan Negara-negara Asia
Tenggara, Ensiklopedia bebas.
Fitriani , Evi. Artikel: ASEAN dan Peran Indonesia, Diterbitkan
Oktober 29, 2009.
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-negara.html.
KBRI Hanoi. Menuju “ASEAN Community In a Global
Community of Nations”, 03-11-2010.
Kymlika, Will. Kewargaan MultiKultural. Jakarta :
Pustaka LP3ES Indonesia, 2002.
Mardjianto, F.X. Lilik Dwi. Editor: Aditia Maruli,
http://www.antaranews.com, peran Indonesia dan Tantangan Kerjasama ASEAN-PBB.
Utomo, Aris Heru. Dalam “Koran Jakarta tanggal 2
September 2009”
Wuryandari, Ganewati. dkk. 2008, Politik
Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politk Domestik.
Semoga Indonesia dapat menyukseskan Sea Games 2011. Satu Hal lagi, dapat memperoleh hasil yang maksimal dan menjadi Juara Umum. Amin !!!
Semangat Terus Merah Putih
GARUDA DI DADAKU
Thanks, Sobat-sobat Ku.
(Hasrul_Mahasiswa IPTIQ Jakarta)
Kritik dan Saran (rul.19bs1@gmail.com)
PDF DOWNLOAD
(Hasrul_Mahasiswa IPTIQ Jakarta)
Kritik dan Saran (rul.19bs1@gmail.com)
PDF DOWNLOAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar